
KalselMedia.com, Barabai – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali membayangi wilayah Hulu Sungai Tengah (HST).
Hingga awal Agustus 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada 22 desa di 9 kecamatan yang masuk dalam kategori rawan karhutla.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD HST, Akhmad Apandi, melalui Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, Fitriadinoor, saat dikonfirmasi oleh awak media pada Rabu (6/8/2025).
“Sebaran wilayah rawan karhutla ini mencakup sejumlah kecamatan, dan memang setiap tahun kami terus melakukan pemantauan intensif di daerah-daerah tersebut,” ujar Fitriadinoor.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa hingga tanggal 5 Agustus 2025, sudah terjadi enam kali kebakaran lahan di wilayah HST. Kejadian tersebut tersebar di Desa Sungai Buluh, Binjai Pirua, dan Balanti di Kecamatan Labuan Amas Utara; Desa Wawai Gardu di Kecamatan Batang Alai Selatan; serta di Kelurahan Barabai Timur, Kecamatan Barabai.
“Total luas lahan yang terbakar mencapai sekitar 5,63 hektar. Meski skalanya belum meluas, potensi kebakaran masih tinggi seiring musim kemarau yang kian ekstrem,” jelasnya.
Fitriadinoor mengakui bahwa tantangan utama dalam penanganan karhutla di HST adalah keterbatasan fasilitas dan sumber daya manusia. Ia menyebut, ketersediaan mobil tangki air masih sangat kurang, padahal sangat dibutuhkan terutama di wilayah yang tidak memiliki sumber air memadai.
“Selain itu, jumlah personel yang tersedia untuk menangani kebakaran juga belum ideal. Keterbatasan SDM menjadi salah satu faktor yang memperlambat proses pemadaman jika terjadi kebakaran,” ujarnya.
Meski dengan segala keterbatasan, BPBD HST terus berupaya melakukan langkah-langkah antisipatif. Pemantauan terhadap daerah rawan dilakukan secara berkala, termasuk kroscek langsung ke lapangan jika ada laporan terjadinya kebakaran.
“Kami tetap standby jika ada laporan, dan akan turun ke lokasi untuk melakukan pemadaman secepat mungkin. Tapi tetap perlu dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat, untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar,” pungkasnya.
Dengan tren cuaca panas dan kering yang masih berlangsung, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan kebakaran, seperti membakar sampah atau membuka lahan dengan api terbuka. (MA)