
KalselMedia.com, Banjarmasin – Pagi di Sungai Barito selalu menyuguhkan pemandangan yang khas. Deretan jukung (perahu kayu) berisi sayur, buah, kue, hingga ikan berjejer rapi, membentuk keramaian Pasar Terapung Banjarmasin yang menjadi ikon Kalimantan Selatan.
Sejak subuh, Senin (8/9/2025), suara pedagang dan pembeli bersahutan di atas air. Siti Aminah, pedagang buah yang sudah turun-temurun berjualan di pasar ini, tampak sibuk menawarkan dagangan dari perahunya.
“Dari dulu sampai sekarang pembeli tetap ada. Kadang juga ramai wisatawan, mereka suka melihat pasar unik seperti ini,” ucapnya sambil menyodorkan jeruk segar.
Bagi pengunjung, berbelanja di Pasar Terapung bukan sekadar mencari kebutuhan pokok, melainkan juga merasakan tradisi sungai yang masih terjaga.
“Belanja di atas perahu itu rasanya berbeda, ada suasana erat seperti silaturahmi di atas air,” kata Aris, wisatawan asal Gorontalo.
Pasar Terapung tidak hanya berfungsi sebagai pusat transaksi ekonomi, tetapi juga simbol budaya masyarakat Banjar yang hidup berdampingan dengan sungai.
Tradisi ini diwariskan lintas generasi, menjadikan sungai sebagai urat nadi kehidupan sosial ekonomi.
Meski kini pasar modern dan belanja daring semakin menjamur, Pasar Terapung tetap bertahan. Bahkan, kehadirannya semakin dikenal wisatawan sebagai salah satu destinasi unggulan Kalimantan Selatan.
“Kalau ke Banjarmasin tanpa singgah ke Pasar Terapung, rasanya belum lengkap. Ini identitas kota sungai,” tutur Fitri, salah satu pengunjung.
Dengan warna-warni perahu, riuh pedagang, dan aroma dagangan segar, Pasar Terapung Banjarmasin terus memikat hati. Ia menjadi saksi hidup bagaimana tradisi dan ekonomi rakyat berpadu harmonis di atas air.