
Kalselmedia.com, Barabai – Seni bela diri tradisional Kalimantan Selatan, kuntau, kini mulai menembus batas wilayah dan mendapat tempat di luar pulau asalnya.
Melalui perguruan Jasa Datu Putra Amandit yang berdiri sejak 2020 di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), pendekar muda Nahdi Hidayat berhasil mengenalkan kuntau hingga ke Provinsi Riau.
Berbekal semangat dari program Santri Praktek Mengajar (SPM), Nahdi membawa warisan budaya Banua ke Desa Kota Medan, Riau.
Di sana, ia tidak hanya mengajarkan teknik bela diri khas Kalimantan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting seperti disiplin, spiritualitas, serta kecintaan terhadap budaya sendiri.
Respons masyarakat setempat sangat positif. Lebih dari 100 orang – mulai dari anak-anak hingga dewasa-ikut ambil bagian dalam pelatihan tersebut.
Bahkan, sejumlah murid Nahdi kini telah menjadi pelatih dan meneruskan tradisi kuntau di desa tersebut.
“Kuntau bukan sekadar seni bertarung. Di dalamnya terkandung nilai hidup dan kebanggaan atas budaya kita sendiri. Saya ingin generasi muda tetap mengenal dan mencintai warisan ini,” ujar Nahdi, Kamis (1/5/2025).
Sementara itu, Guru Isam, pelatih senior di Jasa Datu Putra Amandit, mengapresiasi dedikasi Nahdi dalam melestarikan budaya.
“Langkah Nahdi luar biasa. Ini bukti nyata bahwa anak muda bisa menjadi jembatan budaya. Kami tentu mendukung penuh dan berharap semakin banyak yang mengikuti jejaknya,” ujarnya.
Ke depan, perguruan ini berencana membuka pelatihan terbuka di HSS dan mengajak pemerintah daerah untuk ikut mendukung pengembangan kuntau, tidak hanya sebagai seni bela diri tetapi juga sebagai sarana pembentukan karakter generasi muda.
Dengan semangat pelestarian budaya, perguruan Jasa Datu Putra Amandit terus berkomitmen mencetak generasi yang tak hanya tangguh dalam bertarung tapi juga kuat menjaga akar budayanya.