
Kalselmedia.com, Martapura – Tim dosen dan mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi tepat guna berupa alat pengolah limbah pertanian.
Kegiatan tersebut bagian dari program dosen wajib pengabdian kepada masyarakat (PDWA) ULM yang di ketuai Ir. Andy Nugraha dengan melibatkan Karang Taruna Desa Mali-Mali, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin (8/9/2025) di Kantor Desa Mali-Mali, dan dihadiri oleh perangkat desa, pemuda Karang Taruna, serta perwakilan akademisi.
Dalam kesempatan ini, diserahkan sekaligus diperkenalkan mesin pengolah limbah pertanian yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan nilai guna limbah hasil tani.
Andy Nugraha menjelaskan, mesin tersebut dirancang untuk mengkonversi sekam padi menjadi arang melalui proses pembakaran. Namun alat ini juga dapat digunakan untuk kegiatan lainnya seperti menyangrai biji kopi, membuat ikan asap atau ikan bakar, maupun untuk mengeringkan ikan.
“Bahan bakar mesin ini sangat bervariatif, bisa menggunakan arang, bahan bakar cair, kayu, maupun sekam padi itu sendiri,” terangnya.
Lebih lanjut, mesin ini juga dirancang dengan desain portabel dan bentuk minimalis, menjadikannya mudah dipindahkan dan tidak memakan banyak ruang.
Dimensi mesin ini adalah panjang 100 cm, lebar 45 cm, dan tinggi 75 cm, yang semakin menekankan aspek portabilitas dan kemudahan penempatannya.
Kemudian, untuk kapasitas produksi, alat ini mampu menampung 25 liter, dengan kapasitas efektif 13 liter, menggunakan tong berdiameter 26 cm dan tinggi 50 cm.
“Mesin ini diharapkan dapat membantu masyarakat desa dalam mengelola limbah pertanian secara produktif sehingga dapat mendukung peningkatan ekonomi lokal sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Mali-Mali diwakili oleh Sekretaris Desa dan juga Ketua Karang Taruna Sumber Mekar, Fajriannur mengatakan, pihaknya menyambut baik program ini dengan harapan menjadi langkah nyata dalam membangun kemandirian desa melalui pemberdayaan pemuda.
Lebih lanjut, para anggota Karang Taruna juga antusias mengikuti sosialisasi penggunaan alat, dengan harapan dapat menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari di sektor pertanian.
Kegiatan ini menjadi salah satu contoh sinergi antara generasi muda, akademisi, dan pemerintah desa dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal. (Km)