KalselMedia – Pasukan Israel dilaporkan membakar Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Gaza utara pada Senin (21/10/2024). Menurut laporan dari The National News, Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan bahwa pasukan Israel juga menyerang generator rumah sakit, memutus aliran listrik, dan mengakibatkan terputusnya pasokan oksigen. Hal ini menyebabkan beberapa pasien meninggal dunia di tengah situasi yang semakin kritis.
Staf rumah sakit menghadapi situasi tragis di mana mereka terpaksa menguburkan jenazah di dalam kompleks medis yang masih berada di bawah pengepungan. Kementerian Kesehatan Gaza juga menambahkan bahwa banyak korban luka yang kehabisan darah karena tak bisa segera ditangani akibat terbatasnya sumber daya medis.
Saksi mata, Yousri Qarmout (37), melaporkan bahwa pasukan Israel tidak hanya membakar Rumah Sakit Indonesia tetapi juga membakar bangunan-bangunan tempat warga sipil berlindung di Beit Lahia. Asap tebal telah menyelimuti sebagian besar wilayah Gaza utara, dan suara ledakan terdengar tanpa henti.
Selain serangan terhadap RS Indonesia, serangan terhadap RS al-Awda di Jabalia dan RS Kamal Adwan juga terjadi pada Sabtu (19/10/2024), memperburuk situasi di Gaza utara. Serangan tersebut memutus aliran listrik dan layanan komunikasi, membuat operasi penyelamatan semakin sulit.
Kecaman dari WHO
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkritik keras tindakan Israel yang mencegah 50 pekerja medis dari delapan kelompok bantuan untuk memasuki Gaza. WHO menyerukan segera dikirimnya pasokan bahan bakar, pasukan medis, dan makanan ke rumah sakit yang sangat kekurangan di Gaza utara. Petugas medis di wilayah tersebut kini kewalahan menghadapi tingginya jumlah korban dan pasien.
Konteks Situasi di Gaza
Gaza utara, yang dulunya menjadi tempat tinggal bagi setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza, telah menjadi saksi kehancuran besar akibat serangan yang berlangsung sejak setahun yang lalu. Lebih dari 42.000 warga Palestina dilaporkan tewas sejak serangan Israel dimulai.