“Luka Diam yang Harus Disuarakan”: Seruan Indah Oktavia soal Kekerasan Seksual dalam Relasi Kuasa

KalselMedia.com, Semarang – Kekerasan seksual bukan hanya luka fisik, tapi juga trauma yang membekas dan sering kali dibungkam. Hal ini ditegaskan oleh Indah Oktavia, peserta Latihan Kader Kohati (LKK) HMI Korkom Walisongo Cabang Semarang 2025, yang juga merupakan kader aktif Kohati HMI Cabang Pekalongan.

Dalam forum LKK yang digelar pekan ini, Indah mengangkat isu kekerasan seksual sebagai bentuk kejahatan kemanusiaan yang perlu mendapatkan perhatian serius.

“Kekerasan seksual, seperti pelecehan dan pemerkosaan, bukan sekadar pelanggaran etika. Ini adalah pengkhianatan terhadap hak asasi manusia,” ujar Indah dalam sesi diskusi kelompok.

Ia menyayangkan bahwa banyak korban masih memilih diam karena proses hukum yang lamban dan stigma sosial yang menyertai.

“Diam bukan pilihan, tapi sering kali satu-satunya ruang aman bagi korban yang tidak tahu harus ke mana. Ini harus kita ubah,” tegasnya.

Indah menyoroti kasus dugaan pelecehan seksual oleh seorang dokter di sebuah rumah sakit swasta di Kota Malang pada April 2025 sebagai contoh nyata.

Dalam kasus tersebut, seorang pasien perempuan melaporkan bahwa dirinya mendapat perlakuan tidak pantas selama pemeriksaan medis.

Sentuhan tanpa persetujuan pada bagian tubuh yang tidak relevan membuat korban merasa dilecehkan dan trauma.

“Relasi kuasa antara dokter dan pasien seharusnya dijaga dengan profesionalisme. Ketika kepercayaan itu dikhianati, dampaknya sangat besar – korban bisa kehilangan rasa aman bahkan untuk sekadar memeriksakan diri,” ungkap Indah.

Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) telah menangguhkan izin praktik dokter tersebut, dan Kementerian Kesehatan turut mengimbau masyarakat agar tidak takut melapor.

Meski demikian, Indah menilai langkah preventif seperti edukasi seksual sejak dini dan pendampingan psikologis harus diperkuat.

“Gerakan perempuan, termasuk HMI-Wati, harus hadir sebagai suara korban. Luka yang diam hanya akan semakin dalam. Sudah waktunya kita bersuara, mendampingi, dan melindungi,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkait: