KalselMedia – Pola makan baik merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kesehatan, khususnya otak. Terdapat beberapa jenis makanan yang sebaiknya dibatasi konsumsinya agar tidak memengaruhi kesehatan otak, atau bahkan meningkatkan risiko pikun di usia tua.
Makanan apa saja sih yang sebaiknya dibatasi agar tidak memengaruhi kemampuan ingatan otak? Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Alkohol
Dikutip dari Healthline, konsumsi minuman beralkohol secara kronis dapat mengakibatkan penurunan volume otak, penurunan metabolisme, serta gangguan neurotransmitter yang berguna untuk membantu fungsi komunikasi dari otak.
Efek tambahan dari alkohol adalah menyebabkan terganggunya pola tidur. Minum alkohol dalam jumlah banyak sebelum tidur dikaitkan dengan kualitas tidur yang buruk, hingga dalam kasus parah menyebabkan masalah kurang tidur kronis.
2. Makanan dan Minuman Manis
Tidak hanya meningkatkan risiko diabetes dan obesitas, sering mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula juga dapat berdampak negatif pada otak. Dalam beberapa penelitian, konsumsi manis dikaitkan dengan risiko alzheimer yang lebih tinggi.
Tidak hanya itu saja, kadar gula tinggi dalam darah juga meningkatkan risiko masalah demensia, bahkan pada orang yang tidak mengalami diabetes.
Satu penelitian pada tikus menunjukkan pola makan tinggi gula dapat meningkatkan peradangan otak dan mengganggu memori. Penelitian lain juga mengungkapkan tikus yang diberi makanan tinggi fruktosa mengalami kenaikan berat badan, memiliki kontrol darah buruk, dan risiko gangguan metabolisme dan memori yang lebih tinggi.
3. Makanan Ultra-proses
Makanan ultra-proses cenderung mengandung gula, garam, dan lemak tambahan yang tinggi. Beberapa makanan ultra-proses meliputi keripik, mi instan, sosis, kornet, dan daging olahan lainnya.
Makanan ultra-proses biasanya tinggi kalori namun rendah nutrisi. Makanan jenis ini dapat menyebabkan penambahan berat badan yang berdampak negatif pada kesehatan otak.
Sebuah penelitian terhadap 243 orang menemukan peningkatan lemak di sekitar organ (lemak visceral) dikaitkan dengan kerusakan otak. Studi lain yang melibatkan 18.080 orang menemukan pola makan yang mengandung banyak gorengan dan daging olahan dikaitkan dengan skor yang lebih rendah dalam pembelajaran dan memori.
4. Lemak Trans
Makanan mengandung lemak trans seperti gorengan, makanan olahan, serta kue-kue apabila dikonsumsi terlalu banyak dan sering, juga dapat memengaruhi kesehatan otak. Meskipun produk hewani seperti daging dan susu secara alami memiliki lemak trans, kandungan lemak trans yang diproduksi secara industri menjadi masalah.
Seseorang yang mengonsumsi lemak trans dalam jumlah lebih banyak cenderung memiliki risiko alzheimer yang lebih tinggi, daya ingat yang lebih buruk, volume otak yang lebih rendah, serta penurunan kognitif.
Beberapa penelitian belum menemukan hubungan antara lemak trans dan kesehatan secara langsung. Namun, sebaiknya asupan lemak trans dapat dibatasi atau bahkan dihindari.